JAKARTA (13/8): Robot Automated Guided Vehicle (AGV) Track-less hasil pengembangan Dosen, Instruktur dan Mahasiswa Politeknik Astra (ASTRAtech) turut memeriahkan Pameran Riset dan Inovasi dalam rangka memperingati, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-28. Acara tersebut diadakan bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan menampilkan lebih dari 145 produk inovasi dari perguruan tinggi.
AGV Trackless ASTRAtech Mesin CNC Innostra merupakan hasil riset yang dibiayai oleh pendanaan Matching Fund program Kedaireka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbud-ristek RI) tahun 2022.
Seperti dilansir akun resminya, BRIN mengusung Tema Hakteknas 2023 dengan slogan “Talenta Riset dan Inovasi untuk Indonesia Emas 2045” dan diadakan di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno pada tanggal 10 13 Agustus 2023. Pameran Hakteknas 2023 digelar untuk memperkenalkan hasil inovasi perguruan tinggi secara lebih dekat kepada masyarakat. Sebanyak lebih dari 145 produk inovasi yang telah teruji dan menjawab kebutuhan masyarakat ditampilkn dalam pameran ini. Produk-produk tersebut terdiri atas 31 produk di bidang pangan, 32 produk di bidang energi, 59 produk di bidang kesehatan, 9 produk kendaraan listrik, dan 14 produk riset serta produk inovasi lain.
Pameran ini dihadiri Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud-ristek RI juga turut hadir dan mengunjungi booth Politeknik Astra dan menyempatkan diri untuk berdialog dengan Dosen dan Mahasiswa terkait pengembangan AGV Track-less. Afianto, Dosen Program Studi Diploma 3 Mekatronika ASTRAtech menjelaskan tentang fitur dan keunggulan AGV Track-less yang berfungsi untuk membantu proses material handling dengan efisien waktu dan dirancang dengan roda yang dapat berputar 360 derajat dengan daya angkut sebesar 400 kg.
“AGV Track-less menunjukkan teknologi terbaru dalam proses pengendalian alat AGV dimana tidak memerlukan lintasan yang digunakan untuk menuntun/mengarahkan AGV, tapi dilakukan dengan penempatan beberapa sensor untuk saling berkomunikasi dengan AGV dalam penentuan arah gerakan. Teknologi ini terbilang paling potensial mengingat fleksibilitas dalam pengoperasian,” ujar Afianto kepada pengunjung booth serta pada saat memaparkan presentasi pada sesi….
Mendengar penjelasan Afianto, Kiki Yulianti merasa pengembangan teknologi yang dilakukan ASTRAtech telah sejalan dengan ekspektasi yang diharapkan sebagai outcome Pendidikan Tinggi Vokasi. “Harapannya untuk pendidikan vokasi di Indonesia setelah adanya pameran Harktenas yaitu pendidikan vokasi berperan aktif dan berkontribusi untuk membangun bangsa Indonesia melalui inovasi-inovasi yang luar biasa dan tanpa adanya inovasi tidak bisa menjadi bangsa yang besar.”
Kiki menambahkan pesan kepada ASTRAtech untuk terus melaksanakan inovasi-inovasi barununtuk berkontribusi memajukan Bangsa. “Terutama Politeknik Astra, karena selama ini sudah bagus, dan kedepannya saya berharap lebih bagus dan lebih hebat lagi, terhadap Politeknik Astra yaitu terus melakukan inovasi yang memajukan bangsa dan terus berkembang menjadi politeknik yang terus melakukan inovasi, “ ucap Kiki Yuliati.
Tentang Pengembangan Teknologi ASTRAtech
Selain AGV Trackless, Politeknik Astra melalui prodi yang berkontribusi yaitu MI / MK juga memperkenalkan pengembangan sistem monitoring energi berbasis Internet of Things untuk kebutuhan pengelolaan energi pada gedung untuk efisiensi operasional. Sistem monitoring energi Politeknik Astra dikembangkan dengan pengembangan peripheral perangkat keras sebagai platform, dengan pengembangan komponen lunak dan system based.
Melalui prodi TPM/MK/P4 turut berkontribusi dalam pengembangan environtment kendaraan listrik berbasis baterai, mulai dari perancangan, pengembangan frame/sasis, melakukan teknologi integrasi, hingga mencoba mengembangkan komponen. Konversi sepeda motor menjadi sepeda motor listrik, dan pengembangan kendaraan roda 2 ringan merupakan bentuk teaching factory yang dipakai untuk pembelajaran beberapa prodi untuk mahasiswa tingkat 1-3 di Politeknik Astra.
Dari prodi P4 dan TPM mengembangkan teknologi plastic injeksi sebegai proses pembelajaran. Pengembangan mold menjadi konsern untuk bisa menajdi best practice penerapan perkuliahan berbasis projek based learning. Berawal dari melihat kebutuhan pasar, diturunkan ke bentuk gambar/drawing, dilanjutkan fabrikasi cetak(mold) hingga trial cetak. Produk yang dihasilkan siap dipakai dan dijual.
Melalui kampus baru ASTRAtech Delta Silicon Cikarang yang berada di lahan dengan luas 5 hektar dan dan dapat menampung 2000 mahasiswa dan dilengkapi berbagai fasilitas dengan luas bangunan kampus (Workshop, Lab, dan Ruang Kelas) 22.451 m2 dan luas dormitory 13.518 m2 untuk meningkatkan kualitas Pendidikan vokasi dengan link & match yang kuat dengan industry saat ini melalui 8 program studi D3 dan D4.